Sejarah Implan Gigi: Dari Masa Ke Masa, Dari Abad Ke Abad
Jenis skrew yang terbuat dari titanium yang disebut implant gigi ditanamkan ke dalam tulang rahang untuk berfungsi sebagai akar gigi dan memberikan fondasi yang stabil untuk gigi tiruan. Selama beberapa dekade terakhir, implant gigi adalah salah satu inovasi kedokteran gigi yang telah mengalami perkembangan pesat. Dibandingkan dengan metode gigi palsu konvensional, prosedur ini memungkinkan penggantian gigi yang hilang dengan cara yang lebih permanen dan lebih alami. Untuk menggantikan gigi yang hilang, batu dan kulit kerang telah digunakan sebelum masehi. Pada awal abad pertama masehi, teknik implan gigi pertama kali digunakan pada manusia. Hal ini berdasarkan penemuan yang dilakukan oleh seorang arkeolog Dr. Wilson Popenoe di Honduras pada tahun 1930 tentang rahang bawah orang Mayan yang memiliki implant gigi yang terbuat dari kulit kerang. Artifak dari Mesir kuno juga menunjukkan hal yang sama.
Era Prasejarah dan Kuno
Menurut bukti arkeologis, menggantikan gigi yang hilang sudah ada sejak ribuan tahun yang lalu. Tengkorak manusia dari saman prasejarah menunjukkan bahwa orang-orang menggunakan benda-benda seperti gigi hewan, batu, dan kerang sebagai pengganti gigi yang hilang. Selain itu, diketahui bahwa masyarakat kuno seperti Mesir dan Maya menggunakan implan gigi kuno yang terbuat dari bahan alami yang disebutkan.
Abad Pertengahan
Pada abad pertengahan, teknik pergantian gigi yang hilang masih sangat baru dan eksperimental. Mesikpun ada beberapa upaya yang dilakukan untuk mengganti gigi yang hilang, metode dan bahan yang digunakan sangat terbatas dan seringkali tidak berhasil. Selama abad pertengahan, menggantikan gigi yang hilang dilakukan dengan mangambil gigi dari hewan atau manusia, namun seringkali menyebabkan infeksi dan penolakan tubuh. Pada abad pertengahan, beberapa para ahli mencoba menggunakan bahan logam sebagai pengganti gigi manusia atau hewan, tetapi hasilnya tidak memuaskan.
Abad Ke-18 dan Ke-19
Dokter gigi dan ahli bedah mulai mencoba berbagai bahan untuk implan gigi pada abad ke-18 dan ke-19. Mereka termasuk platinum, emas, dan bahan logam lainnya. Pada tahun 1809, dokter gigi asal Prancis Maggiolo mengembangkan implan berbahan dasar emas, yang menjadi pelopor dalam penggunaan logam untuk implan gigi. Implan logam desain sederhana yang digunakan pada abad ke-18 biasanya hanya dimasukkan ke dalam soket gigi yang hilang, tetapi teknik ini seringkali tidak berhasil karena logam tidak dapat bergabung dengan tulang rahang. Anestesi mulai digunakan dalam kedokteran gigi pada pertengahan abad ke-19. Ini memungkinkan prosedur yang lebih kompleks dan lebih sedikit sakit bagi pasien. Ahli bedah mulai mencoba berbagai bahan selain logam, seperti porselen dan gading. Namun, hasilnya sangat sedikit.
Abad Ke-20
Dr. Goldberg dan Dr. Gershkoff membuat implant subperiosteal tahun 1949, yang diletakkan di atas permukaan tulang rahang dan di bawah gusi. Pada tahun 1952, seorang ahli bedah ortopedi asal Swedia, Dr. Per-Ingvar Brånemark, secara tidak sengaja menemukan bahwa titanium dapat berintegrasi dengan tulang secara biologis, yang mengubah sejarah implan gigi. Penemuan yang disebut osseointegrasi berfungsi sebagai dasar untuk pengembangan implan gigi kontemporer. Keberhasilan ini membuka peluang bagi penggunaan implan titanium secara meluas dalam kedokteran gigi. Dr. Small membuat implant transosseus tahun 1968. Sangat mungkin bahwa implant gigi ini akan mengalami beberapa komplikasi. Karena prosedur bedah yang lebih infasif, mereka harus dirawat di rumah sakit. Dr. Linkow mengembangkan implant berbentuk daun bersamaan dengan implant transosseus dengan memasukkan daun ke dalam tulang rahang untuk berfungsi sebagai jangkar. Tingkat keberhasilan implant ini di bawah 50% dan rentan terhadap infeksi dan komplikasi lainnya.
Abad Ke-21
Pada abad ke-21, teknologi digital dan pencitraan 3D semakin mendukung pengembangan implan gigi. Penggunaan perencanaan digital dan pencitraan 3D memungkinkan dokter gigi merancang dan memasang implan dengan sangat presisi. Selain itu, teknologi ini meningkatkan hasil estetika, tahan lama, dan pemulihan. Zirconia dan titanium adalah bahan baru yang mulai digunakan dalam implan gigi. Zirconia telah lama dikenal karena kekuatan dan ketahanan terhadap korosi, serta kemampuan untuk melekat pada tulang.